Labschool Cibubur

Labschool Cibubur : Mengembangkan lima potensi dasar siswa 

oleh:  Ukim Komarudin

Setiap kali peserta didik merayakan hasil raihan ulangan harian, ulangan umum, atau ujian yang hasilnya sangat memuaskan, para guru larut dalam kebahagiaan itu. Namun demikian, para guru pun mengingatkan mereka bahwa keberhasilan seperti itu memang layak disyukuri, meskipun sebenarnya keberhasilan seperti itu baru pada bagian permukaan, yakni potensi intelektual.

Di Labschool Cibubur, para guru memahami bahwa sejatinya, tuntutan keberhasilan pendidikan merupakan sesuatu yang lebih luas daripada keberhasilan menjawab sejumlah ujian. Tugas Pendidikan adalah  tetap setia pada tujuan pendidikan yang sesungguhnya yakni mengembangkan lima potensi dasar manusia. Pengembangan kelima hal tersebut adalah  layanan pendidikan yang menumbuhkan peserta didik yang unggul spiritualitasnya, sensitif emosionalnya, kuat intelektualnya, lekat rasa sosialnya, dan sehat jasmaninya. 

  • Keunggulan Spiritualitas (Spiritual Strength

Keunggulan spritualitas merupakan dasar dari pencapaian keunggulan keunggulan lainnya. Setajam-tajamnya ilmu pengetahuan yang dicapai, setangkas-tangkasnya keterampilan yang dimiliki, tidaklah bermakna apabila tidak berhasil mendekatkan diri kepada yang Mahakuasa. Semua daya upaya pendidik saat menjadi fasilitator di dalam kelas, menjadi genap ketika diiringi dengan niat yang kuat untuk mendukung pertumbuhan keimanan dan ketakwaan peserta didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Semua pembelajaran menjadi bermakna  ketika bermuara pada  upaya menumbuhkan kekuatan spiritual. 

  • Sensitivitas Emosional (Emotional Sensitivity

Selain menumbuhkan iman dan takwa, pendidik juga dihadapkan pada upaya menumbuhkan kepekaan emosi peserta didik. Pendidikan yang berkualitas dan bermakna mengedepankan  pertumbuhan sensitivitas emosi peserta didik, seperti: hormat kepada orang tua dan guru, cinta kepada sesama, dan sayang kepada yang lemah. Sensitivitas emosi juga diarahkan pada kepekaan dan kecintaan pada lingkungan  sebagai sesame makhluk Tuhan. Sikap ini merupakan salah satu indikator keberhasilan dari pencapaian keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kestabilan emosional akan melanggengkan komunikasi dan hubungan peserta didik dengan lingkungannya di masa depan. 

  • Kekuatan Intelektualitas (Intellectual Power

Pelengkap keberhasilan pendidikan adalah tingginya capaian ilmu pengetahuan. Tingginya ilmu pengetahuan peserta didik dapat menolong diri, keluarga, dan bangsa untuk mencapai derajat tertinggi di mata Tuhan dan manusia. Ilmu pengetahuan yang mumpuni dapat menjadi jalan amal bagi peserta didik untuk membuktikan kebermaknaan proses pembelajaran yang telah ditempuh. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberi jalan bagi kiprah yang lebih luas, sebagai tuntutan dari tanggung jawab yang lebih besar dan mulia. Kekuatan ini melahirkan kemampuan menganalisis, membuat kesimpulan, meramalkan, dan menerapkan solusi bagi upaya pengentasan masalah di masa kini dan masa depan. 

  • Kelekatan Sosial (Social Cohesiveness

Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang berhasil mempersatukan beragam perbedaan dan mengarah pada satu tujuan, yaitu kemaslahatan bersama. Keberhasilan pendidikan yang diekspresikan dalam matangnya sikap toleran atas beragam perbedaan, tingginya rasa peduli atas beragam permasalahan yang ada akan menumbuhkan kemampuan untuk mewujudkan indahnya kehidupan bersama dalam keanekaragaman, serta mempererat hubungan lintas budaya. Perbedaan tidak dinilai sebagai kekurangan dari suatu permasalahan, tetapi dipahami sebagai kekayaan, keunikan, dan rahmat bagi alam semesta. 

  • Kesehatan Fisik (Physical Health

Keberhasilan pendidikan juga memerhatikan kesehatan fisik, seperti kata pepatah, mens sana in corpore sano, yakni dalam fisik yang sehat tumbuh jiwa yang kuat. Fisik yang prima memungkinkan peserta didik menempuh jenjang pendidikan yang tinggi, mengamalkan ilmu pengetahuan, serta mengaplikasikan keterampilan bagi masyarakat luas. Panggilan Ibu Pertiwi mustahil bisa ditunaikan apabila individu memiliki fisik yang lemah dan sakit-sakitan. Fisik yang kuat merupakan jalan untuk dapat bersedia dan sanggup menyelesaikan tanggung jawab dan memberi makna yang lebih luas bagi masyarakat. 

Pendidik yang memperhatikan besarnya tanggung jawab pendidikan sebagaimana jabaran di atas akan tumbuh kesadaran, minimal pada dua bagian yang menjadi tanggung jawabnya, yakni: 

Pertama, sebagai pendidik dirinya menyadari bahwa layanan pendidikan terbaik adalah membangun manusia seutuhnya yaitu manusia yang unggul spiritualitasnya, sensitif emosionalnya, kuat intelektualnya, lekat rasa sosialnya, dan sehat jasmaninya. 

Kedua, pendidik menyadari betapa besarnya peluang untuk mengembangkan potensi subjek didik. Peluang tersebut menumbuhkan rasa optimis di kalangan pendidik bahwa terdapat sejumlah kemungkinan bagi pendidik untuk membangun kemampuan peserta didiknya menjadi juara. Bisa jadi, pada potensi yang satu subjek didik belum berkembang, tetapi sangat mungkin di bagian lainnya individu tersebut tumbuh, bahkan optimal. 

Dua kesadaran itu menyebabkan pendidik senantiasa melakukan tugasnya dengan rendah hati, bersungguh-sungguh, penuh harap, dan dengan penuh tanggung jawab. 

Recent Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Share