Labschool Cibubur

Enam Pilar Sekolah Juara

Oleh Ukim Komarudin

Guna melengkapi konsep sekolah juara, di bawah ini disampaikan enam pilar sekolah juara yang penting dipahami semua pihak, terutama bagi penyelenggara maupun peminta sekolah jura, SD-SMP-SMA Labschool Cibubur. 

  1. Pemahaman terhadap Nilai-nilai Inti (Core Values) Labschool dan Nilai-nilai Instrumental (instrumental Values) Labschool Cibubur.

Nilai-nilai inti (core values) merupakan nilai-nilai inti yang diwariskan langsung oleh para pendiri (founding fathers). Sementara nilai-nilai instrumental (instrumental values) merupakan nilai-nilai pendorong atau pendukung yang disesuaikan dengan inspirasi Lembaga, tetapi tetap berkaitan erat dengan nilai-nilai inti (core values). Nilai-nilai inti lembaga merupakan ruh embaga. Oleh karena itu, wajib dipahami dan dijadikan anutan keseharian. Adapun nilai-nilai instrumental bersifat kekinian dan menjadi motivasi bagi pencapaian identitas  dan prestasi lembaga. Memahami Labschool Cibubur sebagai Sekolah Juara akan berhasil apabila memahami nilai-nilai inti (core values)  Labschool dan nilai-nilai instrumental (instrumental values) Labschool Cibubur sebagai Sekolah Juara. Keberhasilan memahami dan memaknai nilai-nilai instrumental Labschool Cibubur dan upaya mendukung pencapaian cita-cita lembaga diimplementasikan dalam penyusunan kompetensi nilai-nilai (values competency management). 

  1. Keberpihakan Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Orang tua terhadap siswa sebagai pribadi istimewa dan unik.

Setiap siswa adalah subjek didik, yakni individu pembelajar yang merdeka, yang berpeluang berkembang secara proses dan mencapai prestasi optimal, seunik apapun potensi dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut, pendidik, tenaga kependidikan, dan orangtua tidaklah benar mengkatagorikan individu lemah atau kurang akibat pengetahuan, pemahaman, atau keterampilannya pada bidang tertentu. Sebab setiap individu memiliki ketertarikan atas sesuatu yang berakibat kecenderungan mengoptimalkan pada bidang yang dirinya merasa sangat tertarik. Berdasarkan kondisi itulah setiap anak pada akhirnya memiliki keunikannya masing-masing. 

Keunikan atau kekhasan itulah yang mengkayakan komunitas manusia. Keunikan masing-masing individu itu yang membentuk keberagaman, bukan keseragaman. Keberagaman memungkinkan tumbuhnya pandangan, pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman. Sementara keseragaman menumpulkan kepekaaan, kemungkinan perbedaan, dan memampatkan pertumbuhan kreativitas. 

Pendidik dan orangtua sebaiknya bersyukur atas segala keunikan yang Tuhan karuniakan pada para siswa. Para siswa dibimbing menolong dirinya untuk peka terhadap segala kelebihan atau kekuatan yang dimilikinya. Menolong dirinya untuk lebih fokus kepada setiap kelebihan daripada kekurangan yang ada.   Dengan demikian mereka berkesempatan mengembangkan beragam hal yang menjadi buah pikiran dan perasaannya, inisiatifnya, bahkan hal-hal yang bermula dari kayakinannya.  

  1. Pemenuhan Pembelajaran yang menyokong keberhasilan Kehidupan Masa Depan Anak. 

Menyiapkan peserta didik di masa depan berarti menyiapkan hal-hal yang kelak dihadapinya menjadi pribadi yang berdaya bagi masyarakat. Oleh karena itu, menjadi sebuah keharusan sejak pendidikan dasar dan menengah dikenalkan sejak dini, diperbanyak dan diperkuat materi pembelajaran keterampilan abad 21 yang menyangkut kemampuan berpikir kritis (Critical Thinking), kemampuan berkolaborasi (Collaboration), kemampuan berkomunikasi (Communication), kreativitas (Creativity), dan peduli (Carring). Pembelajaran seperti di atas merupakan prasyarat penting proses layanan pembelajaran para juara. Materi dan layanan pembelajaran yang menumbuhsuburkan kecenderungan siswa memiliki kafasitas juara di zamannya,  yakni mampu beradaptasi, berinovasi, bekerjasama, menginspirasi, dan menggerakkan komunitasnya menuju keberhasilan karier dan berkehidupan.

  1. Kepemilikan sistem nilai lembaga yang menjaga, mendorong, mengarahkan setiap individu menjadi pribadi juara.

Sistem nilai yang ditetapkan berpihak pada individu-individu yang sibuk membangun dirinya, memaknai orang-orang yang berada di sekitarnya sebagai orang-orang yang bermakna bagi diri dan lingkungannya. Sistem nilai membangun iklim untuk saling mendorong, menghargai, dan mengapresiasi setiap inisiatif yang mengambil peran dalam kebaikan,  baik untuk diri maupun lembaga.  Sistem nilai menjunjung tinggi tata kelola yang mendorong budaya berprestasi, kenyamanan pegawai, kepuasan pengguna jasa dalam hal ini siswa dan orangtua, dan mendorong terciptanya sistem nilai yang lebih baik.

  1. Keberanian memilah, memilih, dan menetapkan program yang membentuk  kultur dan karakter juara.

Pihak pendidik dan tenaga kependidikan bersama peserta didik dan orangtua memilah, memilih, dan akhirnya menetapkan program yang mendukung tumbuhnya karakter kebaikan. Segenap program yang ditetapkan merupakan sebuah formula mengenalkan, mengajak, mengarahkan, membiasakan, dan menggerakkan segenap warga sekolah kepada kebaikan. Kegiatan tersebut direncanakan  dan dirancang menumbuhkan mental, perilaku, dan kebiasaan para  juara. mencapai, juara yang hidup dan terus dikembangkan; 

  1. Penetapan sistem dan struktur yang melindungi inspirasi, kultur atau budaya sekolah juara. 

Sekolah Juara adalah sebuah obsesi mewujudkan sekolah ramah anak yang lebih progresif. Sebagai sebuah inspirasi sudah merupakan konsekuensi hadirnya kultur atau budaya yang mengarah, mendukung, bahkan menjadi prasyarat terbentuknya sekolah juara. Oleh karena itu, sebuah sistem yang menopang terbentuknya budaya bagi cita-cita sekolah juara merupakan prasyarat dan dibuatnya struktur  yang mengawal kebijakan  menjadi sebuah  bukti kesungguh-sungguhan bagi pengawalan budaya yang memungkinkan terwujudnya inspirasi sekolah juara. 

Recent Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Share