Oleh: Ukim Komarudin
Guru yang berkualitas dimaknai sebagai guru profesional. Menariknya, selain guru, profesi lain pun mungkin mendapatkan predikat professional, sebab definisi dari profesional adalah seseorang yang hidup dengan cara mempraktekkan suatu keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut keahliannya.
Berdasar pada penjelasan di atas, seorang profesional harus mempunyai keahlian yang didapatkan melalui suatu proses pendidikan. Dalam melakukan tugas profesinya, seorang profesional harus dapat bertindak objektif, yang artinya bebas dari rasa sentimen, benci, malu maupun rasa malas atau enggan dalam bertindak atau saat mengambil keputusan. Imbalan atas kesungguh-sungguhannya dalam pekerjaannya, profesional mendapat penghargaan finansial yang layak.
Guru dapat menjadi profesional. Hebatnya, besarnya finansial yang didapat bukan menjadi tujuan hidupnya. Jika seorang guru profesional mendapatkan penghargaan finansial yang wajar, hal itu merupakan dampak positif dari kerja kerasnya serta berkah dari doa dan kebajikan yang menjadi pilihan hidupnya.
Bagi institusi Labschool Cibubur yang berkeinginan menjadi Sekolah Juara, guru-guru yang bertugas diharapkan adalah guru-guru yang profesional. Sejumlah guru yang memiliki ciri-ciri seperti di bawah ini.
Pertama, value. Seorang profesional menjunjung tinggi nilai-nilai yang diyakininya. Nilai-nilai itu terserap di dalam hati, pikiran, dan perasaannya. Nilai-nilai itu terintegrasi dalam ucapan dan perilakunya.
Kedua, ethic. Seorang profesional yang telah mengikat diri dalam suatu lembaga selalu siap mengikuti aturan yang berlaku dalam lembaga tersebut. Siap untuk sepakat dan setia pada aturan yang ada.
Ketiga, attitude. Seorang profesional menunjukkan sikap yang menyejukkan ketika bergaul dengan sesama individu di dalam komunitasnya. Lebih dari itu, seorang profesional juga bersikap hangat dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawabnya, sehingga semua orang yang terlibat dengannya akan mendapatkan energi positif untuk bersinergi.
Keempat, habit. Seorang profesional memiliki kebiasaan yang positif yang, sengaja atau tidak sengaja, membuatnya terus tumbuh, berkembang, dan menjadi ahli dalam bidang-bidang yang digelutinya. Kebiasaan-kebiasaannya tersebut, diiringi keterpelajaran dan pendidikannya, seolah menjadi landasan yang mengantarkannya mencapai puncak-puncak kesuksesan.
Kelima, knowledge. Seorang profesional menguasai pengetahuan terkait tanggung jawab keprofesionalannya. Pengetahuan yang dimilikinya tersebut menjadi dasar untuk memenuhi tanggung jawab disiplin ilmu yang diembannya. Sekaligus memandunya untuk berbuat sesuai tuntutan moral dan standar pekerjaan yang harus dituntaskannya.
Keenam, skill. Seorang profesional dipercaya karena memiliki keterampilan yang mumpuni dalam menyelesaikan segala permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya. Penguasaan atas keterampilan tersebut merupakan salah satu prasyarat bahwa dirinya memang layak disebut profesional di bidangnya.
Dapat disimpulkan bahwa profesionalisme seseorang tidak sebatas pengetahuan dan keterampilannya. profesionalisme seorang guru dibangun atas pencapaian karakter, disusul pencapaian pengetahuan dan keterampilan. Secara Sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme lebih banyak ditentukan oleh watak, bukan otak.
Menjadi modal manusia yang luar biasa bagi Labschool Cibubur yang memiliki guru-guru yang bersungguh-sungguh membangun karakter pribadinya. Berbekal pencapaian itu pembelajaran di kelas senantiasa mengedepankan pencapaian sikap (karakter) peserta didik. Telah menjadi keyakinan di kalangan mereka bahwa dampak dari pencapaian karakter, pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan sendirinya akan terbangun. Pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni pada dasarnya berkah dari pencapaian karakter yang luhur dan mulia.